Fuel System pada engine tidak hanya digunakan untuk menyalurkan fuel ke
engine hanya utnuk proses pembakaran, namun juga sebagai Hydrolically
Controlling. Hidrolically Controlling ini juga berfungsi untuk mengoperasikan VSV
(variable Stator Vane), VBV (Variable Bleed Valve), dan HPT (High Pressure Turbine) Clearance System Actuators.Namun pada pembahasan
ini hanya difokuskan pada Aliran fuel system saja.
Fuel dipompa dari fuel tank oleh booster pump yang terletak pada masing-masing tank
(Tank 1 dan tank 2 untuk engine). Fuel dengan tekanan 30 psi kemudian masuk ke low
pressure pump. Low pressure pump adalah
pump dengan type centrifugal type yang berfungsi meningkatkan tekanan fuel dari 30 psi menjadi 43 psi. Fuel dari
low pressure pump lalu melewati Fuel/Oil
Heat Exchanger. Di bagian ini, temperatur fuel ditingkatkan dengan tujuan agar fuel
yang masuk kedalam
MEC (Main Engine
Control) bebas dari kandungan es
mengingat suhu udara pada saat terbang jelajah bisa mencapai puluhan derajad dibawah nol, sehingga
rentang terhadap timbulnya kandungan es pada fuel yang masuk
kedalam system fuel tersebut tersebut.
Dari fuel/oil heat exchanger, kemudian fuel mengalir
menuju fuel filter. Di fuelfilter, fuel akan disaring untuk mencegah partikel-partikel yang berukuran 65 micron
agar tidak masuk ke MEC (main engine control). Apabila terjadi penyumbatan di fuel
filter ini maka fuel akan langsung dialirkan kedalam bypass system. Bypas system ini terdiri dari
sebuah reliev valve yang akan membuka apabila terjadi penambahan tekanan pada fuel akibat tersumbatnya fuel filter. Fuel
yang melewati bypass system ini akan menyebabkan
indikator filter bypass menyala. Hal ini bertujuan untuk memperingatkan pilot
bahwa pada engine mengalami penyumbatan sehingga harus diganti jika pesawat telah
mendarat.
Gambar 2. Fuel Filter
|
Dari fuel filter, fuel kemudian masuk ke high pressure pump.
High pressure pump ini adalah gear type yang berfungsi meningkatkan tekanan
fuel dari 43 psi menjadi 990 psi. Fuel bertekanan tinggi dari high pressure
pump ini kemudian melewati wash filter. Selain untuk menyaring fuel, washg
filter ini juga berguna untuk membagi aliran fuel menjadi 2 bagian.satu
aliran menuju MEC (main engine control)
dan yang satu
lagi menuju Fuel Servo Heater yang
kemudian menuju Main Engine Control (MEC). Aliran fuel yang kedua
ini tidak digunakan
untuk pembakaran di dombustion
chamber, melainkan sebagai hidrolically controlling. Hidrolically Controlling berfungsi mengoperasikan Variable Stator Vane
(VSV), Variable Bleed Valve
(VBV), dan High
Pressure Turbine (HPT) Clearance System
Actuator. Fuel dari aliran pertama ini langsung menuju MEC (main engine control)
dimana fuel dari aliran ini akan digunakan untuk pembakaran di Combustion
Chamber. Apabila jumlah fuel yang masuk
ke MEC (main engine control) lebih dari jumlah fuel
yang dibutuhkan untuk proses
pembakaran maka MEC
(main engine control)
akan mengalirkan sebagian
fuel melalui bypass valve. Aliran fuel yang melewati bypass valve ini akan kembali ke
Low Pressure Pump untuk dipompa kembali menuju
MEC (main engine control).
Gambar 3. Main engine Control
|
Fuel yang masuk ke MEC (main engine control) akan melewati
FMV (Fuel Metering Valve). FMV (Fuel
Metering Valve). Ini berfungsi mengatur besarnya fuel yang masuk ke Combustion Chamber. FMV (Fuel Metering Valve). Dikontrol oleh thrust control lever yang ada di cockpit
untuk mengatur besarnya thrust yang
diperlukan. Dari fuel meter unit,fuel kemudian melewati pressurizing valve sebelum akhirnya menuju fuel
nozzle.
Fuel Nozzle dipasang di combustion chamber pada 20 lokasi. Masing-masing
fuel nozzle dihubungkan ke fuel manifold
dan drain manifold. Fuel Nozzle diberikan nomor identitas searah jarum jam,
mulai dari posisi jam 12 dst.
Fuel Manifold terdiri dari 2 bagian masing-masing terdiri dari 10 Fuel Nozzle. Fuel Nozzle terdiri dari primary
passage dan secondary passage. Primary passage digunakan saat light off dan secondary passage berfungsi mengalirkan fuel pada
saat tekanan bertambah melalui flow devider. Fuel kemudian masuk ke combustion
chamber untuk proses pembakaran yang nantinya akan menghasilkan thrust untuk gaya dorong pesawat.
Gambar 5. Skematik Diagram
Fuel dan Control System
|
Gambar 6. Skematik aliran Fuel dan Oil |
Gambar 7. Ilustrasi fuel/oil heat exchager
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar